Arthur Schopenhauer Lahir di Danzig 22 februari 1788,sekarang
bernama Gdansk. Dia adalah putra dari Heinrich Floris Schopenhauer dan Johanna
Schopenhauer. Kedua orang tuanya adalah keturunan orang kaya jerman dan
keluarga bangsawan. Keluarga Schopenhauer pindah ke hamburg ketika kerajaan
Prussia dikuasai Polish Lithuanian Commonwealth kota Danzig tahun 1793.
Tahun 1805, Ayah Schopenhauer bunuh
diri. Setelah itu ibu Schopenhauer Johanna pindah ke Weimar yang kemudian
menjadi pusat literature jerman. Kepergiannya kesana untuk melanjutkan karirnya
sebagai penulis. Setahun kemudian, Schopenhauer mininggalkan bisnis keluargnya
yang ada di hamburg. Dia pergi ke Weimar dan tinggal dengan ibunya.
Schopenhauer pun kuliah dan menjadi mahasiswa di universitas
Gottingen pada tahun 1809. Pada masa perkuliahannya, dia belajar tentang
metafisika dan psikologi dibawah bimbinganGootlob Ernst Schulze, penulis buku
Aenesidemus, yang menganjurkan agar berkonsetrasi pada Plato dan Immanuel Kant.
Pada tahun 1811 sampai tahun 1812 dia mengikuti kuliah dari johann Gottlieb
Fichte, seorang filsuf post Kant terkemuka dan dari seorang teolog Friedrich
Scheiemacher.
Arthur Schopenhauer adalah seorang filsuf dari jerman yang melanjutkan tradisi filsafat pasca-kant. Schopenhauer lahir di Danzig pada tahun 1788. Ia menempuh pendidikan di jerman, perancis, dan inggris. Ia mempelajari filsafat di universitas berlin dan mendapat gelar doctor di universitas jena pada tahum 1813. Ia menghabiskan sebagian besar hidupnya di Frankfurt dan meninggal dunia disana pada 21 september tahun 1860 (usia 72).
Dalam perkembangan filsafat,
Schopenhauer dipengaruhi dengan kuat oleh Imanuel Kant dan juga pandangan
Buddha. Pemikiran kant nampak didalam pandangan Schopenhauer tentang dunia
sebagai ide dan kehendak. Kant menyatakan bahwa pengetahuan manusia terbatas
pada bidang penampakan atau fenomena, sehingga benda pada dirinya sendiri (das
Ding an sich) tidak pernah bisa diketahui manusia.
gagasan orang itu tentang pohon.
Schopenhauer mengembangkan pemikiran Kant tersebut dengan menyatakan bahwa
benda pada dirinya sendiri itu bisa diketahui yakni kehendak.
Selama di Berlin (JERMAN)
Pada tahun 1814, Schopenhauer
memulai karirnya sebagai penulis dengan judul bukunya The World as Will and Representation (Die Welt als Wille und
Vorstellung), Dunia sebagai kehendak dan gagasan. Dia menyelesaikannya pada
tahun 1818 dan menerbitkannya setahun kemudian pada tahun 1820 Schopenhauer
menjadi dosen di Universitas Berlin. Dia menjadwalkan untuk memberikan kuliah
yang sama dengan pemikiran filsuf terkenal G. W. F. Hegel. Schopenhauer
menyebutnya sebagai Clumsy charlatan. Namun,
hanya lima orang yang berminat mengikuti kuliahnyadan dia pun dikeluarkan dari
akademi tersebut.
Ketika berada diberlin,
Schopenhauer pernah menjadi tersangka atas tuduhan dari seorang wanita bernama
Caroline Marquet. Wanita tersebut menuduh Schopenhauer telah mendorongnya. Di
dalam pengadilan Schopenhauer bersaksi bahwa wanita itu telah mengganggunya
dengan suaranya yang keras didepan pintu Schopenhauer. Caroline Marquet pun
menuduh Schopenhauer telah memukulnya setelah wanita itu menolak untuk pergi
dari pintunya. Marquet pun menang di dalam pengadilan tersebut. Schopenhauer dituntut
membayar wanita itu selama dua puluh tahun kedepan. Ketika perempuan itu
meninggal dunia. Schopenhauer pun menulis sertifikat kematiannya dengan Obit Anus, Abit onus (The Old Woman
Dies, The Burden Files). Hal inilah
mungkin yang membuat dia sangat membenci wanita.
Pada tahun 1812, dia jatuh cinta
kepada seorang gadis berusia 19 tahun. Gadis itu adalah seorang penyanyi opera
dan bernama Caroline Richter. Mereka pun sempat berhubungan denganya selama beberapa
tahun. Namun, dia membatalkan rencana pernikahannnya.
Setelah kematian ayahnya,
Schopenhauer meneruskan bisnis ayahnya sebagai pedagang. Usaha itu
dijalankannya selama 20 tahun. Sedangkan ibunya pergi Weimar. Schopenhauer pun
belajar di Gota Gym. Setelah itu, dia meninggalkannya karena muak dengan
cercaan gurunya. Dia pun pergi ketempat ibunya , ibunya pada waktu itu telah
membuka salon kecil. Namun, dia tidak cocok dengan pekerjaan ibunya itu dan
diapun muak dengan ibunya yang dianggap melupakan kenangan bersama ayahnya.
Schopenhauer Kemudian berkuliah di sebuah universitas. Disana dia menulis buku
pertamanya, On the Fourfold Root of the
Suffiecient Reason.
Pindah Ke Frankfurt
Pada tahun 1813, wabah kolera
menyerang berlin dan Schopenhauer tinggal dikota itu. Schopenhauer oun menetap
di Frankfrut tahun 1833. Pada saat itu dia telah berusia 27 tahun, dia tinggal
sendirian di frankfrut kecuali dengan binatang kesayangannya Atman dan Butz.
Karyanya berupa pemikiran yang paling menonjol disepanjang hidupnya adalah Senilia. Judul ini diterbitkan sebagai
penghargaan kepadanya. Schopenhaeur mempunyai sebuah undang-undang yang kuat.
Pemikiran Schopenhauer banyak dipengaruhi oleh pandangan Buddha dan filsuf
Immanuel Kant. Kekagumannya kepada keduanya itu amat besar. Hal ini terlihat
dari ruang kerjanya dipasang dengan kedua patung tokoh tersebut .
Pada tahun 1833, dia hidup sebagai
bujang kaya berkat warisan orangtuanya. Schopenhauer hidup dengan ketakutan
karena merasa terancam. Oleh sebab itu, dia sering tidur dengan pistol
disampingnya. Ia banyak menerbitkan tulisan, namun tidak laku dijual. Dia
sendirilah yang membeli buku karya tulisannya untuk disimpan. Beberapa tahun
menjelang akhir hidupnya, barulah ia terkenal. Buku yang disimpannya itupun
diedarkannya. Schopenhauer hidup sendiri rencana pernikahannya selalu
berantakan. Dia menganggap hidup dengan banyak orang memuakan dan membuang
waktu baginya. Ia menghina dan mengejek kaum wanita sebagai para karikatur.
Pada tahun 1860, keadaannya mulai
memburuk. Dia pun meninggal pada 21 september 1860 karena gagal jantung ketika
duduk dibangku sekitar rumahnya. Dia meninggal pada usia yang ke 72 tahun.
Pemikiran Filosofis
Filsafat Keinginan
Schopenhauer
memberikan fokus kepada investigasinya terhadap motivasi seseorang.Sebelumnya,
filsuf terkemuka Hegel telah mempopulerkan konsep Zeitgeist, ide bahwa
masyarakat terdiri atas kesadaran akan kolektifitas yang digerakkan di dalam
sebuah arah yang jelas.Schopenhauer memfokuskan diri untuk membaca
tulisan-tulisan dua filsuf terkemuka pada masa kuliahnya, yaitu Hegel dan Kant.
Schopenhauer sendiri mengkritik optimisme logika yang dijelaskan oleh kedua
filsuf terkemuka tersebut dan kepercayaan mereka bahwa manusia hanya didorong
oleh keinginan dasar sendiri, atau Wille zum Leben (keinginan untuk
hidup) yang diarahkan kepada seluruh manusia.
Schopenhauer sendiri
berpendapat bahwa keinginan manusia adalah sia-sia, tidak logika, tanpa
pengarahan dan dengan keberadaan, juga dengan seluruh tindakan manusia di
dunia. Schopenhauer berpendapat bahwa keinginan adalah sebuah
keberadaan metafisikal yang mengontrol tindak hanya tindakan-tindakan
individual, agent, tetapi khususnya seluruh fenomena yang bisa diamati. Keinginan
yang dimaksud oleh Schopenhauer ini sama dengan yang disebut dengan Kant dengan
istilah sesuatu yang ada di dalamnya sendiri.
Pandangan filosofis
Schopenhauer melihat bahwa hidup adalah penderitaan. Schopenhauer menolak
kehendak. Apalagi dengan kehendak untuk membantu orang menderita.Ajaran
Schopenhauer menolak kehendak untuk hidup dan segala manifestasinya, namun ia
sediri takut dengan kematian. I'AM STAYING HER
Keputusan
dari Hukuman
Schopenhauer
menjelaskan seseorang yang hendak mengambil keputusan. Menurut dia, ketika kita
mengambil keputusan, kita akan diperhadapkan dengan berbagai macam akibat.
Oleh sebab itu, keputusan yang diambil memiliki alasan atau
dasar.Keputusan-keputusan ini menjadi tidak bebas lagi bagi si
pemilihnya.Pemilih itu harus diperhadapkan kepada beberapa akibat dalam sebuah
keputusan. Segala tindakan yang dilakukan seseorang merupakan kebutuhan dan
tanggung jawabnya.Segala kebutuhan dan tanggung jawab itu pun sudah dibawa
sejak lahir dan bersifat kekal. Schopenhauer juga menegaskan jika
tidak ada keinginan bebas, haruskah kejahatan dihukum?
Pengaruh
Kendatipun
demikian, pengaruh Scopenhauer dalam perkembangan pemikiran selanjutnya cukup
besar. Ia membuka jalan bagi orang suatu psikologi tentang alam
bawah sadar ala Freud. Pemikiran Schopenhauer tentang kehendak untuk hidup di
kemudian hari mempengaruhi filsafat Nietzsche tentang kehendak untuk berkuasa (Der
Wille zur Macht)'. Setengah abad kemudian, ajaran Schopenhauer
ini memberikan inspirasi pada filsafat hidup (Vitalisme), misalnya pada
pemikiran HenrY Bergson (1859-1941).Selain itu, ia menghidupkan perhatian dan
minat orang Barat pada studi kesustraan dan agama-agama Timur, terkhusus Buddhisme.
Catatan
Filsafat
Schopenhauer ini termasuk ke dalam Idealisme Jerman. Pendapat ini dibuktikan
melalui perbandingan antara filosofis Schopenhauer dengan pandangan Idealisme
Jerman. Keduanya mengajarkan bahwa realitas bersifat subjektif, artinya
keseluruhan kenyataan merupakan konstruksi kesadaran Subjek. Dunia
ini juga dipandang sebagai ide.Pandangan Schopenhauer ini pun dijadikan wakil
dari Idealisme Jerman.Sekalipun memang ada hal-hal yang bersifat lebih khusus
dan fundamental yang membedakan pemikiran Schopenhauer dengan Idealisme Jerman Bagi
Schopenhauer, dasar dunia ini transcendental dan bersifat irasional, yaitu
kehendak yang buta. Kehendak ini buta, sebab, sebab desakannya untuk
terus-menerus dipuaskan tidak bisa dikendalikan dan tidak akan pernah
terpenuhi. Namun, justru keinginan yang tak sampai berarti
penderitaan. Selanjutnya, menurut dia bahwa kehendak transendental
itu mewujudkan diri dalam miliaran eksistensi kehidupan, maka hidup itu sendiri
merupakan penderitaan. Jalan keluar yang diusulkan Schopenhauer ini
pun cukup logis.
Kalau hidup ini adalah
penderitaaan, maka pembebasan dari penderitaan tersebut tentunya akan tercapai
melalui penolakan kehendak untuk hidup. Konkretnya adalah lewat
kematian raga dan bela rasa.
Cara pemikiran
Schopenhauer ini menarik. Namun, tetap saja memiliki kesalahan.
Masalah dalam filsafatnya berkaitan dengan pandangannya atas pengetahuan
tentang prinsip individuasi. Menurut Schopenhauer, berkat
pengetahuan inilah manusia sadar bahwa dirinya adalah sama dengan semua makhluk
hidup lain (dasar dari sikap bela rasa) sehingga dia tidak perlu memutlakkan
diri dan keinginannya (dasar sikap mati raga atau penyangkalan diri).Tanpa
pengetahuan ini, manusia tidak akan mengalami pencerahan dan tetap berada dalam
kegelapan.
Anggapan Schopenhauer ini menekankan
dua hal, yaitu bahwa kesadaran manusia terbukti lebih kuat dibandingkan nafsu
dan keinginannya dan bahwa karena itu ia juga mampu memperhatikan keadaan
kepentingan orang lain, di dalam hal ini berarti bahwa manusia bukanlah makhluk
egois sebagai mana yang dipikirkan oleh Schopenhauer. Namun, jika
kesadaraan bisa menguatkan manusia menyangkal diri dan berbela rasa, bukankah
demikian kehendak untuk hidup itu sendiri bukan merupakan dasar dari segalanya?